Jumat, 07 Desember 2012

Awal Desember 2012 *Part 2



Bismillahir Rohmanir Rohiim...

 

Terbangun oleh suara alarm jam 2.17 dini hari, segera kuraih HP-ku untuk mematikan alarm yang bisa saja mengganggu Mba’ Bayu dan Zahra. Setelah mematikan alarm, langsung Fahni ketik sms untuk Sang Pangeran, mengingatkannya untuk menghadap kepada Sang Pencipta. Alhamdulillah sang Pangeran pun tidak lama mengirim balasan sms Fahni yang mengabarkan kalau dia sudah bangun. Setelah menerima sms itu, Fahni kembali bersiap tidur karena lagi libur sholat, hehehe.

Ternyata Zahra juga terbangun tak lama setelah alarm itu berbunyi, dia merasa kepanasan dan minta kipas angin yang berada di kamar itu untuk dinyalakan kembali. Ibunya pun bangun dan menyalakan kipas serta mengajak Zahra untuk tidur di kasur yang berada di lantai agar Zahra tidak langsung terkena angin dari kipas yang menyala (Zahra lagi batuk). Mereka pun meninggalkan Fahni sendirian di atas tempat tidur yang lebar itu. Tak mengapalah, toch untuk kebaikan Zahra juga.

Menjelang waktu subuh, Fahni sedikit tersadar dengan suara yang agak gaduh dari kamar sebelah (kamar Uti-Kakungnya Zahra). Biasanya memang sekitar jam itu Uti-Kakung bangun untuk melakukan sholat malam (sungguh rutinitas yang membuat hati damai melihatnya. Fahni sangat bahagia Alloh SWT berkenan mempertemukan Fahni dengan keluarga ini, Alhamdulillah..). Tak lama setelah mereka bangun, terdengarlah suara adzan yang memberi isyarat bagi Muslim yang berada di sekitar Mushollah untuk bangun dan menunaikan Sholat Subuh. Kakung Zahra sendiri setelah pensiun, alhamdulillah tidak pernah letih untuk menjawab adzan dari Mushollah yang berada dekat kediamannya dengan bersegera berangkat ke sana untuk menunaikan sholat berjamaah.

Sepulangnya Kakung dari Mushollah, langsung membangunkan Mba’ Bayu dan tentunya Fahni pun segera beranjak dari tempat tidur untuk menarik kerudung sebelum pintu kamar dibuka. Setelah memakai kerudung diri ini masih mau bermalas-malasan di tempat tidur beberapa menit. Tapi mendengar Utinya Zahra mengaji di depan kamarnya dengan TV yang sudah dinyalakan, Fahni pun segera masuk ke kamar mandi untuk menyegarkan mata dengan membasuhkan air ke wajah, kemudian bersegera keluar dari kamar tidur. Alhamdulillah hari ini bisa lagi melihat ceramah Ustadz yang Fahni kagumi di TV.

Waktu masih asyik menonton TV, Uti mengajak Fahni untuk sarapan bersama. Setelah acara ceramah yang Fahni nonton selesai. Fahni pun beranjak ke dapur untuk mengambil makanan kemudian sarapan di depan TV. Sarapan dengan menonton TV memang sangat nikmat, jadinya tidak terasa menu sarapannya dah habis (hohoho). Pagi ini Fahni sarapan bersama Zahra dan Ibunya juga di depan TV, itu karena kalau pagi Zahra nonton kartun, pagi ini pun seperti itu, kami nonton kartun tentang kerajaan gajah yang Fahni ingat sewaktu masih duduk di Sekolah Dasar juga pernah menontonya di salah satu stasiun TV Indonesia.

Hari ini tak terasa waktu terlewati dengan sangat cepat. Mungkin karena dari pagi sudah langsung beraktifitas. Nonton, sarapan, mencuci dan jalan-jalan keluar untuk jajan (hihihi) dan masak-masak bersama Mba’ Bayu. Cerita tentang Fahni jalan jajan itu karena saking inginnya makan coklat, Fahni bela-belain sewaktu sinar Matahari sudah sangat menyengat berjalan sampai keluar pintu gerbang untuk membelinya, lumayanlah jalan sekitar 250-300 meter(itung-itung olah raga siang, hahaha).

Setelah makan siang, Fahni mulai mengantuk, sepertinya latah liat Mba’ Bayu dan Zahra yang tidur di sebelah Fahni yang sedang menonton TV. Fahni bangun, karena Mba’ Bayu membangunkan. Katanya ada telfon dari Pimpus, beliau ingin kami memusyawarahkan suatu hal. Musyawarahnya lewat telfon (sekarang khan dah jaman modern, hehehe). Ketika Fahni bangun, ternyata Uti-Kakung sudah pulang dari Grogot (Uti-Kakung berangkat ke Grogot tadi pagi untuk mengurus beberapa hal). Ternyata tidur Fahni sangat pulas, sampai-sampai Uti-Kakung pulang pun Fahni tidak terbangun, ckckckc.

Sore ini Fahni tidak bisa telfonan dengan Pangeran, karena Pangeran sedang menuju ke Gowa bersama Adikku Ira, Mama dan juga Bapak. Katanya Nenek mencari Ira, mungkin karena Ira memang sudah agak lama tidak pernah ke rumah Nenek. Fahni pun telfonan dengan Ibu sore itu, Fahni telfonan dengan Ibu di ruang tamu sambil menghadap ke luar pintu. Fahni melihat Kakung mau jalan dengan membawa persiapan seperrti ingin berkebun, karena penasaran Fahni pun bertanya “Kakung mau kemana?”, mau mencari batang pohon singkong jawabnya. Fahni pun melanjutkan telfonan dengan Ibu sampai Mba’ Bayu datang ke ruang tamu. Kami pun kembali bercengkrama di ruang tamu itu sampai Kakung pulang membawa batang-batang pohon singkong. Melihat Kakung pulang Mba’ Bayu  bertanya “ada singkongnya?”, Kakung langsung menunjuk ke samping motornya sambil mengatakan “ini”. Fahni langsung tersenyum senang mendengarnya. Maklumlah, sudah beberapa hari ini Fahni dilanda kerinduan akan singkong goreng (lebay.com, hahaha). Fahni ini memang sarangnya lapar mata, liat singkong goreng di FB, langsung ingin makan singkong goreng juga (ckckckck). Alhamdulillah laparnya itu bisa terobati di rumah Uti-Kakung.

Mba’ Bayu dengan gesitnya langsung mengambil singkong dalam kantongan dari motor Kakung. Fahni pun menunggu di dapur dengan senangnya. Kami pun langsung bersiap untuk mengeksekusi singkong-singkong itu, Mba’ Bayu mengupas singkongnya, Fahni menyiapkan bumbu untuk merebusnya (singkong goreng bisa lebih lembut dimakan setelah direbus terlebih dahulu). Karena sesuatu hal, Mba’ Bayu tidak bisa menyelesaikan mengupas singkong, jadilah Kakung yang melanjutkan. Setelah semua siap, singkong pun kami rebus.

Masuk waktu magrib, kami tinggalkan dulu rutinitas di dapur. Setelah semua selesai sholat magrib, kami pun kembali sibuk di dapur. Rebusan singkong pun sudah matang dan siap untuk digoreng. Fahni menggoreng singkong sambil menyiapkan bumbu untuk sambel petisnya, “mmmmm ......” jadi pengen lagi (liurnya dah mau keluar ini, hihihi). Sambil menggoreng singkong (setelah sambel selesai diulek), Fahni ingin membuat teh, Mba’ Bayu bilang sekalian buat banyak aja. Segera saja kami siapkan yang awal persiapannya agak ribet karena harus mencari teh lagi, karena persediaan yang di dapur tinggal satu bungkus (teh celup). Sewaktu asyik Fahni menyeduh tehnya, “klik” mati lagi dech lampunya. Jadilah di dapur kami senter-senteran karena semua persiapan belum selesai. Sambel pun akhirnya ditumis dalam keadaan senter-senteran (hahaha, seru abis). Kakung bilang waktu sambel masih ditumis “ini dah kenyang duluan” (maksudnya, dah kenyang makan singkongnya, sambelnya belum masak). Hihihi... kami memang salah strategi memasak kali ini, seharusnya sambelnya dulu yang ditumis baru singkongnya yang digoreng.

Seusai menumis sambal, kami pun meninggalkan dapur untuk mulai makan singkong goreng di ruang tengah (ruang keluarga, atau bisa juga disebut ruang TV, hihihi). Kami pun menyantap singkong goreng dengan lahap yang didampingi dengan teh hangat, “mmmmmm....sedaaaaap” (wah, ngiler lagi nich). Memang enak makan ramai-ramai, walau itu cuma singkong goreng dan sambelnya (orang-orang kota biasa menganggap itu sebagai makanan orang kampung). Makan sambil berbagi cerita dengan keluarga Mba’ Bayu memang seperti merasa berada dalam lingkup keluarga sendiri, penuh dengan keakraban (rindu Ibu dan keluarga di Maros dan Pangkep, hikz...). Inilah keluarga keduaku selama berada di Kaltim dan akan tetap Fahni anggap sebagai keluarga Fahni sampai nanti (^_^). Semoga kalian senantiasa diberi keberkahan dan limpahan rezki yang penuh rahmat, aamiin Yaa Alloh... Allohumma aamiin... (sungguh Fahni menyayangi kalian karena Alloh SWT, insyaAlloh).

2 komentar:

  1. *ngilerka liat foto ubi bakar...

    BalasHapus
  2. itu bukan ubi bakar, tapi ubi goreng(singkong goreng) T.
    M saja masih ngiler liatnya, hehehe

    BalasHapus