Kamis, 13 Desember 2012

^_^ Hujan di dini hari ^_^



Bismillahir Rohmanir Rohiim...

Sekitar jam setengah tiga dini hari tadi, turun hujan yang lumayan deras membasahi tanah Tanjung Aru. Alhamdulillah... terbuka lagi pintu-pintu langit untuk kita memanjatkan do’a kepada-Nya. Ya, saat pintu-pintu langit terbuka ini merupakan satu dari waktu mulia yang dianjurkan untuk berdo’a di dalamnya sebagaimana perkataan Abu Hurairoh, “Sesungguhnya pintu-pintu langit terbuka saat barisan (kaum Muslimin) yang berjihad di jalan Alloh melakukan penyerangan, ketika turun hujan lebat, ketika iqomat untuk melaksanakan sholat wajib maka raihlah keberuntungan di dalamnya dengan berdo’a.” (al Mausu’ah al Fiqhiyah juz II hal. 7163). So, marilah kita ramai-ramai berdo’a saat hujan turun dan saat iqomat (^_^), semoga Alloh berkenan untuk mengabulkan do’a-do’a kita, aamiin Yaa Alloh... Allohumma aamiin.

Menjelang subuh, hujan yang deras itu redah. Alhamdulillah karena bisa mendengar suara adzan dari masjid. Sampai selesai sholat subuh dan mengaji, Fahni masih nyantai aja (padahal ada sesuatu yang terlupa). Setelah pagi menjelang, baru Fahni teringat bahwa ada jemuran di luar yang Fahni belum angkat kemarin sore karena belum kering betul. Waaaa.. jadi dech jemuran Fahni basah kuyup lagi (ini lagi nginap di tempat Mba' Bayu, so jemurannya kehujanan, kalau Fahni di kost-an aja sich, insyaAlloh tidak basah karena jemurannya beratap). Ya udahlah, insyaAlloh bentar siang juga panas lagi dan insyaAlloh pakaian yang basah itu akan kering sore harinya. Yup, alhamdulillah siang tadi waktu Fahni liat dan pegang tiga helai pakaian itu dah mau kering, Allohu Akbar... sungguh Engkau Maha Besar Yaa Robbi, setelah Engkau perintahkan malaikat-Mu untuk menurunkan hujan di pagi harinya, Engkau pun memberi cahaya yang terang di siang harinya melalui cahaya matahari-Mu... “Maka nikmat Tuhan-mu yang manakah yang kamu dustakan???”

Sabtu, 08 Desember 2012

Redenominasi

Bismillahir Rohmanir Rohiim...

rencana pemerintah yanh ingin melakukan redenominasi terhadap mata uang Indonesia sepertinya akan membawa banyak dampak bagi negeri ini. Tak terkecuali dengan panduduk negeri ini. Bayangkan saja, dari Rp. 1000 akan disusutkan nominalnya menjadi Rp.1.
Kementerian Keuangan menyatakan ada kekhawatiran masyarakat terkait rencana redenominasi atau penyederhanaan mata uang rupiah yang akan dilakukan. Masyarakat khawatir terjadinya inflasi berlebih. Namun Kemenkeu sudah menyiapkan siasat.
"Redenominasi merupakan penyederhanaan cara penulisan dengan menghilangkan 3 digit, jutaan jadi ribuan tanpa mengurangi daya beli harga terhadap nilai rupiah untuk barang atau jasa. Harga mengikuti. Beda dengan sanering, nilai uang dipotong tidak diikuti harga barang sehingga daya beli turun," jelas Agus Suprijanto (Kemenkeu) saat ditemui di kantornya, Jalan Wahidin Raya, Jakarta, Jumat (7/12/2012).
Agus menyatakan, langkah antisipasi yang disiapkan untuk mencegah inflasi tinggi saat redenominasi sudah disiapkan. Perrtama, mengedarkan uang redenominasi dan uang lama secara bersamaan. Kemudian ada kewajiban pedagang mencantumkan dua label harga berbeda di pasar, harga lama dan harga dengan nilai redenominasi.
"Jadi pada masa transisi sekitar tahun 2014 sampai 2018, kita menggunakan dua denominasi (mata uang) yang berbeda, dan di pasar itu harus mencantumkan dua label harga (dual price tag). Lalu tahun 2019 sampai 2022, kita akan menggunakan mata uang baru yang telah diganti denominasinya. Jadi prosesnya sangat panjang, bisa 8 tahun, bahkan 11 tahun dari masa persiapan," jelasnya.
semoga saja apa yang dipikirkan oleh Kemenkeu bisa terealisasi dengan baik, sehingga benar bisa membawa manfaat bagi negeri dan penduduknya, serta tidak membawa dampak psikologis yang akan merugikan bagi bangsa ini, aamiin Yaa Alloh... Allohumma aamiin

sumber:m.detik.com/finance/read/2012/12/07/192256/2112665/5/rp-1000-jadi-rp-1-mata-uang-baru-akan-diterbitkan-untuk-cegah-inflasi

Jumat, 07 Desember 2012

Awal Desember 2012 *Part 2



Bismillahir Rohmanir Rohiim...

 

Terbangun oleh suara alarm jam 2.17 dini hari, segera kuraih HP-ku untuk mematikan alarm yang bisa saja mengganggu Mba’ Bayu dan Zahra. Setelah mematikan alarm, langsung Fahni ketik sms untuk Sang Pangeran, mengingatkannya untuk menghadap kepada Sang Pencipta. Alhamdulillah sang Pangeran pun tidak lama mengirim balasan sms Fahni yang mengabarkan kalau dia sudah bangun. Setelah menerima sms itu, Fahni kembali bersiap tidur karena lagi libur sholat, hehehe.

Ternyata Zahra juga terbangun tak lama setelah alarm itu berbunyi, dia merasa kepanasan dan minta kipas angin yang berada di kamar itu untuk dinyalakan kembali. Ibunya pun bangun dan menyalakan kipas serta mengajak Zahra untuk tidur di kasur yang berada di lantai agar Zahra tidak langsung terkena angin dari kipas yang menyala (Zahra lagi batuk). Mereka pun meninggalkan Fahni sendirian di atas tempat tidur yang lebar itu. Tak mengapalah, toch untuk kebaikan Zahra juga.

Menjelang waktu subuh, Fahni sedikit tersadar dengan suara yang agak gaduh dari kamar sebelah (kamar Uti-Kakungnya Zahra). Biasanya memang sekitar jam itu Uti-Kakung bangun untuk melakukan sholat malam (sungguh rutinitas yang membuat hati damai melihatnya. Fahni sangat bahagia Alloh SWT berkenan mempertemukan Fahni dengan keluarga ini, Alhamdulillah..). Tak lama setelah mereka bangun, terdengarlah suara adzan yang memberi isyarat bagi Muslim yang berada di sekitar Mushollah untuk bangun dan menunaikan Sholat Subuh. Kakung Zahra sendiri setelah pensiun, alhamdulillah tidak pernah letih untuk menjawab adzan dari Mushollah yang berada dekat kediamannya dengan bersegera berangkat ke sana untuk menunaikan sholat berjamaah.

Sepulangnya Kakung dari Mushollah, langsung membangunkan Mba’ Bayu dan tentunya Fahni pun segera beranjak dari tempat tidur untuk menarik kerudung sebelum pintu kamar dibuka. Setelah memakai kerudung diri ini masih mau bermalas-malasan di tempat tidur beberapa menit. Tapi mendengar Utinya Zahra mengaji di depan kamarnya dengan TV yang sudah dinyalakan, Fahni pun segera masuk ke kamar mandi untuk menyegarkan mata dengan membasuhkan air ke wajah, kemudian bersegera keluar dari kamar tidur. Alhamdulillah hari ini bisa lagi melihat ceramah Ustadz yang Fahni kagumi di TV.

Waktu masih asyik menonton TV, Uti mengajak Fahni untuk sarapan bersama. Setelah acara ceramah yang Fahni nonton selesai. Fahni pun beranjak ke dapur untuk mengambil makanan kemudian sarapan di depan TV. Sarapan dengan menonton TV memang sangat nikmat, jadinya tidak terasa menu sarapannya dah habis (hohoho). Pagi ini Fahni sarapan bersama Zahra dan Ibunya juga di depan TV, itu karena kalau pagi Zahra nonton kartun, pagi ini pun seperti itu, kami nonton kartun tentang kerajaan gajah yang Fahni ingat sewaktu masih duduk di Sekolah Dasar juga pernah menontonya di salah satu stasiun TV Indonesia.

Hari ini tak terasa waktu terlewati dengan sangat cepat. Mungkin karena dari pagi sudah langsung beraktifitas. Nonton, sarapan, mencuci dan jalan-jalan keluar untuk jajan (hihihi) dan masak-masak bersama Mba’ Bayu. Cerita tentang Fahni jalan jajan itu karena saking inginnya makan coklat, Fahni bela-belain sewaktu sinar Matahari sudah sangat menyengat berjalan sampai keluar pintu gerbang untuk membelinya, lumayanlah jalan sekitar 250-300 meter(itung-itung olah raga siang, hahaha).

Setelah makan siang, Fahni mulai mengantuk, sepertinya latah liat Mba’ Bayu dan Zahra yang tidur di sebelah Fahni yang sedang menonton TV. Fahni bangun, karena Mba’ Bayu membangunkan. Katanya ada telfon dari Pimpus, beliau ingin kami memusyawarahkan suatu hal. Musyawarahnya lewat telfon (sekarang khan dah jaman modern, hehehe). Ketika Fahni bangun, ternyata Uti-Kakung sudah pulang dari Grogot (Uti-Kakung berangkat ke Grogot tadi pagi untuk mengurus beberapa hal). Ternyata tidur Fahni sangat pulas, sampai-sampai Uti-Kakung pulang pun Fahni tidak terbangun, ckckckc.

Sore ini Fahni tidak bisa telfonan dengan Pangeran, karena Pangeran sedang menuju ke Gowa bersama Adikku Ira, Mama dan juga Bapak. Katanya Nenek mencari Ira, mungkin karena Ira memang sudah agak lama tidak pernah ke rumah Nenek. Fahni pun telfonan dengan Ibu sore itu, Fahni telfonan dengan Ibu di ruang tamu sambil menghadap ke luar pintu. Fahni melihat Kakung mau jalan dengan membawa persiapan seperrti ingin berkebun, karena penasaran Fahni pun bertanya “Kakung mau kemana?”, mau mencari batang pohon singkong jawabnya. Fahni pun melanjutkan telfonan dengan Ibu sampai Mba’ Bayu datang ke ruang tamu. Kami pun kembali bercengkrama di ruang tamu itu sampai Kakung pulang membawa batang-batang pohon singkong. Melihat Kakung pulang Mba’ Bayu  bertanya “ada singkongnya?”, Kakung langsung menunjuk ke samping motornya sambil mengatakan “ini”. Fahni langsung tersenyum senang mendengarnya. Maklumlah, sudah beberapa hari ini Fahni dilanda kerinduan akan singkong goreng (lebay.com, hahaha). Fahni ini memang sarangnya lapar mata, liat singkong goreng di FB, langsung ingin makan singkong goreng juga (ckckckck). Alhamdulillah laparnya itu bisa terobati di rumah Uti-Kakung.

Mba’ Bayu dengan gesitnya langsung mengambil singkong dalam kantongan dari motor Kakung. Fahni pun menunggu di dapur dengan senangnya. Kami pun langsung bersiap untuk mengeksekusi singkong-singkong itu, Mba’ Bayu mengupas singkongnya, Fahni menyiapkan bumbu untuk merebusnya (singkong goreng bisa lebih lembut dimakan setelah direbus terlebih dahulu). Karena sesuatu hal, Mba’ Bayu tidak bisa menyelesaikan mengupas singkong, jadilah Kakung yang melanjutkan. Setelah semua siap, singkong pun kami rebus.

Masuk waktu magrib, kami tinggalkan dulu rutinitas di dapur. Setelah semua selesai sholat magrib, kami pun kembali sibuk di dapur. Rebusan singkong pun sudah matang dan siap untuk digoreng. Fahni menggoreng singkong sambil menyiapkan bumbu untuk sambel petisnya, “mmmmm ......” jadi pengen lagi (liurnya dah mau keluar ini, hihihi). Sambil menggoreng singkong (setelah sambel selesai diulek), Fahni ingin membuat teh, Mba’ Bayu bilang sekalian buat banyak aja. Segera saja kami siapkan yang awal persiapannya agak ribet karena harus mencari teh lagi, karena persediaan yang di dapur tinggal satu bungkus (teh celup). Sewaktu asyik Fahni menyeduh tehnya, “klik” mati lagi dech lampunya. Jadilah di dapur kami senter-senteran karena semua persiapan belum selesai. Sambel pun akhirnya ditumis dalam keadaan senter-senteran (hahaha, seru abis). Kakung bilang waktu sambel masih ditumis “ini dah kenyang duluan” (maksudnya, dah kenyang makan singkongnya, sambelnya belum masak). Hihihi... kami memang salah strategi memasak kali ini, seharusnya sambelnya dulu yang ditumis baru singkongnya yang digoreng.

Seusai menumis sambal, kami pun meninggalkan dapur untuk mulai makan singkong goreng di ruang tengah (ruang keluarga, atau bisa juga disebut ruang TV, hihihi). Kami pun menyantap singkong goreng dengan lahap yang didampingi dengan teh hangat, “mmmmmm....sedaaaaap” (wah, ngiler lagi nich). Memang enak makan ramai-ramai, walau itu cuma singkong goreng dan sambelnya (orang-orang kota biasa menganggap itu sebagai makanan orang kampung). Makan sambil berbagi cerita dengan keluarga Mba’ Bayu memang seperti merasa berada dalam lingkup keluarga sendiri, penuh dengan keakraban (rindu Ibu dan keluarga di Maros dan Pangkep, hikz...). Inilah keluarga keduaku selama berada di Kaltim dan akan tetap Fahni anggap sebagai keluarga Fahni sampai nanti (^_^). Semoga kalian senantiasa diberi keberkahan dan limpahan rezki yang penuh rahmat, aamiin Yaa Alloh... Allohumma aamiin... (sungguh Fahni menyayangi kalian karena Alloh SWT, insyaAlloh).

Awal Desember 2012 *Part 1*

Bismillahir Rohmanir Rohiim...


Cerita ini bermula pada hari selasa kemarin (04 Desember 2012). Pada hari ini Fahni berangkat menuju Kota Kabupaten Paser yang dikenal dengan sebutan Tana Grogot (sekarang berganti jadi Tana Paser) untuk mengantarkan laporan bulanan ke Dinas Kesehatan Kab. Paser. Sebenarnya tujuan utama dari perjalanan ini bukan laporan itu (laporan bulanan ini rencananya akan Fahni antarkan hari Senin depan), melainkan Fahni harus pergi ke BKD (Badan Kepegawaian Daerah) untuk foto (katanya untuk kelengkapan Tanda Pengenal bagi pegawai negeri yang ada di Paser). Pembuatan foto ini ternyata sudah berlangsung lama (sejak bulan puasa kemarin, ckckckck), tapi herannya kenapa tidak ada pemberitahuan dari Pimpus??? (mungkin Pimpusnya lupa kali yach?..)

Alhamdulillah semua urusan penting yang Fahni ingin lakukan pada hari ini berjalan lancar (mumpung lagi di Kota, jadi selain foto masih ada beberapa kepentingan yang bisa Fahni lakukan). Yup! Semua bisa selesai sebelum masuk waktu Dhuhur.

Setelah urusan selesai, Fahni kembali ke rumah teman yang Fahni jadikan persinggahan kalau sedang berada di Grogot. Itu adalah rumah salah satu sahabat terbaik Fahni yang ada di Kaltim ini (juga sebagai teman kost Fahni di Kost-an yang baru, masih terhitung baru karena belum sampai setahun, baru mulai tinggal di sini awal bulan Romadhon kemarin, hehehe)

Dia adalah “Himmatul Ulya”, biasanya Fahni panggil dengan sebutan “Hima”, kami lahir di tahun yang sama (1985), tapi karena Fahni lebih tua bila dihitung dari bulannya, maka dia memanggil Fahni dengan sebutan “Mba’”(panggilan untuk kakak perempuan bagi orang Jawa). Dulu sebenarnya kami pernah tinggal di kost-an yang sama juga, itu waktu awal kami berada di Kecamatan Tanjung Harapan, desa Tanjung Aru ini. Dulu kami bertiga dalam satu kamar kost. Kami bertiga, Fahni, Hima dan Dian. Mereka berdua berprofesi sebagai bidan desa yang ditempatkan di desa Labuang Kallo dan desa Random pada waktu itu (pusban di desa tersebut), karena sesuai SK Bapak Bupati Paser menempatkan mereka di sana, jadi kami cuma sementara tinggal bertiga. Meraka berdua akan di tugaskan ke desa lain, bukan di pusat kecamatan (desa Tanjung Aru) seperti penempatan Fahni. Karena profesi Fahni sebagai nutrisionis, jadi memang penempatannya di Puskesmas Induk, padahal sebenarnya kalau menurut Fahni, sebaiknya di setiap desa juga ada nutrisionisnya masyarakat bisa lebih tersentuh dengan pengetahuan tentang gizi (karena terus terang saja, kadang ilmu gizi itu dipandang setengah mata oleh orang, padahal semua ilmu itu punya andil yang besar dalam perjalanan hidup manusia, tak terkecuali ilmu gizi, geleng-geleng.com)
Lanjut kisah tentang Hima ^_^
Walau kami beda suku (Hima suku Jawa), tapi kami bisa dibilang bisa satu pemikiran tentang cara hidup (walau memang ada bedanya juga, mana ada sich manusia yang pemikiran dan tingkah lakunya sama persis?.. anak kembar identik pun tidak sama dalam berpikir dan bertindak. Iya khan?). Kami bisa jadi sangat kompak bila bersama dari awal kami tinggal bersama, sampai kami berbeda tempat tugas pun (beda desa) kami masih menjaga silaturahim kami, apalagi karena kalau Fahni ke Grogot kalau tidak ke rumah Mba’ Bayu, Fahni selalu ke rumah Hima. Dan ternyata saat ini, kami kembali tinggal bersama walau di kost-an yang berbeda dari yang dulu (yang insyaAlloh lebih nyaman, aamiin).

Hima adalah sosok seorang sahabat yang Fahni amat kagumi, karena sedari kecil jiwa berwiraswastanya sudah tertanam. Dia pernah bercerita untuk mendapatkan uang jajan lebih, kaddang dia berjualan pernak-pernik ke teman-temannya di sekolah (itu waktu dia masih duduk di Sekolah Dasar). Yah, dia adalah sosok yang tangguh bagi Fahni, karena dia pantang menyerah dalam mengerjakan apa pun yang dia inginkan, sampai sekarang dia masih tetap sama, bahkan mungkin lebih bersemangat dengan adanya karunia dari Alloh SWT yang diamanahkan padanya, seorang anak yang lucu bernama “Muhammad Khairul Azzam”(suaminya sangat suka dengan Film KCB, tdk bermaksud promosi, hihihi). Baiklah, kita sudahi dulu kisah tentang Hima, semoga di hari-hari selanjutnya Fahni bisa bercerita lebih tentang sosok sahabat yang Fahni kagumi ini (insyaAlloh...aamiin Yaa Alloh)
Fahni makan siang di rumah Hima siang itu, kemudian berlanjut dengan ngobrol bersama Hima dan Mba’ Mus (kakak perempuan Hima) yang juga tinggal di rumah yang sama dengan Hima (karena awalnya memang Mba’ Mus yang lebih dulu tinggal di Grogot). Menjelang sore, Fahni bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan ke rumah Orang Tua Mba’ Bayu yang berada di Kecamatan Long Ikis, Desa Samuntai tepatnya. Setelah jam menunjukkan pukul empat sore kurang sepuluh menit, Fahni diantarkan ke terminal Grogot untuk naik mobil yang menuju ke Samuntai.
Setelah tiba di terminal, Fahni pun langsung membayar karcis untuk mobil yang akan Fahni tumpangi. Awalnya Fahni tidak merasa suntuk di terminal itu karena Fahni sempatkan untuk telfonan dengan Sang Pangeran tersayang (^_^). Tapi tidak lama kemudian perut Fahni terasa sangat sakit dan Sang Pangeran menyarankan untuk menyudahi dulu telfonannya supaya Fahni bisa berdzikir dengan harapan hal tersebut bisa mengurangi rasa sakit yang Fahni rasakan (karena memang sepatutnya kita sebagai hamba Alloh SWT sadar, bahwa yang bisa mengangkat penyakit dari seorang hamba adalah Sang Pencipta, maka haruslah kita hanya bersandar kepada-Nya, Ya!!! hanya kepada-Nya). Alhamdulillah sakitnya agak berkurang, setelah beberapa saat Fahni berdzikir, tapi hati ini merasa agak gelisah karena belum ada lagi penumpang yang datang. Waaa... selang beberapa menit dari munculnya kegelisahan itu, ada seorang perempuan yang datang untuk menumpang mobil untuk ke Penajam(Alhamdulillah ada yang tujuannya lebih jauh dariku, batinku). Sambil menunggu lagi, Fahni putuskan untuk menelfon Ibu. Menelfon Ibu, hati terasa amat tenang, tentunya!!! Ibu khan sosok yang memang untuk seorang anak sejak anak itu berbentuk janin di dalam kandungan Ibu. Akhirnya datanglah satu mobil angkutan kota yang membawa beberapa penumpang wanita yang juga ingin ke Penajam, so dengan gesitnya Fahni langsung naik ke mobil untuk mengatur posisi (hihihi).
Mobil yang Fahni tumpangi akhirnya akan melaju dari terminal setelah Pak Supir dan teman-temannya melihat penumpangnya sudah cukup banyak (hikz...Fahni menunggu sekitar sejam di terminal, baru mobilnya bisa jalan). Sudah enak ngatur posisi duduknya, eeee teman Pak Supir bilang kami semua(penumpang) harus ganti mobil dengan mobil yang ada di belakang (gemes dech rasanya, sambil agak ngomel dengan penumpang lain, kenapa tidak dari tadi bilangnya, sabar Fahni...sabar... hihihi). Jadilah kami semua pindah ke mobil yang ditunjuk dan setelah semua penumpang yang ada di terminal naik, mobilnya pun berangkat.
Perjalanan dari Grogot ke Samuntai setidaknya membutuhkan waktu sekitar satu setengah jam jika tak terkendala apa pun di jalan. Lumayan agak lama memang, jadi bisa tidur-tiduran, herannya Fahni tidak bisa tidur rasanya kali itu, mungkin karena hujan yang mengiri perjalanan itu. Jadinya terasa damai hati dan pikiran (^_^). Memasuki wilayah Samuntai, kenapa rasa-rasanya mengantuk yach?.. Wadduh, harus memaksakan diri untuk membelalakkan mata ini(hohoho), kalau tidak bisa kelewatan jadinya. Alhamdulillah dengan usaha yang sangat keras (hiperbola.com), tibalah Fahni di gerbang jalan masuk menuju rumah Orang Tua Mba’ Bayu.

Turun dari mobil, Fahni langsung mengirim pesan singkat (sms) ke Mba’ Bayu (sesuai pesannya, kalau Fahni sudah tiba di luar gerbang harus mengabari agar nanti dijemput). Sms dikirim... Sms diterima... hohoho, jadi ingat salah satu program TV lucu yang ada di salah satu stasiun TV jaman bahula. Menunggu Bapaknya Mba’ Bayu pulang dari Mushollah (Fahni sampai tepat waktu Sholat Magrib), Fahni melangkahkan kaki ke penjual gorengan yang tidak jauh dari gerbang itu. Fahni belilah beberapa gorengan yang ada di situ (itung-itung sebagai buah tangan yang lupa Fahni siapkan waktu di Grogot tadi, walau mungkin murah meriah). Waktu Ibu penjual gorengan membungkuskan gorengannya Kakungnya Zahra datang (Kakung, sebutan untuk Kakek dari suku Jawa, Zahra khan nama anaknya Mba’ Bayu, masih ingat cerita tentang si tikus, hehehe). Selesai dibungkus, Fahni pun berangkat dengan dibonceng Kakung masuk ke kediaman mereka. Alhamdulillah Fahni disambut dengan pemadaman lampu dari PLN Grogot di Samuntai ini.
Masuk ke rumah Uti-Kakungnya Zahra (Uti, sebutan nenek dari suku Jawa). Ternyata para penghuni rumah semua sedang bercengkrama di ruang tamu. Selain ada Si Empunya rumah beserta anak-cucunya, Uti-De (Sebutan untuk saudara nenek yang lebih tua) juga ada di situ (Alhamdulillah Fahni dan lumayan akrab dengan semua keluarga Mba’ Bayu yang ada di Kaltim ini). Jadilah kami bersenda gurau di ruang tamu itu setelah Fahni terlebih dahulu ijin masuk ke kamar mandi untuk mencuci kaki (cuci kaki dan tangan setelah dari luar rumah adalah salah satu Sunnah Rosulullah SAW yang patut kita contoh, agar syaitan yang ikut masuk ke rumah melalui kaki *selain kuman-kuman tentunya* bisa kita singkirkan dengan mencuci kaki, semoga di lain hari Fahni bisa menunjukkan hadistnya, insyaAlloh...aamiin). Lama kami berbagi cerita di ruang tamu itu sampai Uti-De dijemput Kakung-Po (sebutan untuk kakak laki-laki dari nenek, dalam hal ini suaminya Uti-De yang memang bersaudara kandung dengan Uti-nya Zahra).
Bongkar formasi pun akhirnya terjadi setelah Uti-De pulang(hahaha). Fahni pun masuk ke kamar Mba’ Bayu (kebetulan Bapak Zahra jalan ke Grogot sore tadi karena ada urusan mendadak) untuk ganti kostum dan bersih-bersih (mandi). Tapi sebelumnya tunggu giliran karena berbagi lampu dengan Zahra dan Ibunya. Setelah Mba’ Bayu selesai dengan urusannya di kamar mandi (hehehe), giliran Fahni yang menyelesaikan urusan di Kamar mandi (hohoho). Setelah keluar dari kamar mandi ternyata lampunya sudah menyala (Alhamdulillah). Walau lampu sudah menyala, kami tinggal tidur saja lagi karena memang lampunya nyala setelah jam istirahat.
Di kamar Mba’ Bayu malam itu, kami tidur bertiga, Mba’ Bayu, Zahra dan Fahni sendiri. Fahni dan Mba’ Bayu tidak langsung tidur ketika sudah berada di pembaringan, kami masih asyik berbagi kisah, baik kisah yang sudah pernah kami bagi, maupun yang belum. Seingat Fahni memang sudah agak lama kami tidak bercengkrama di tempat tidur seperti itu. Mungkin sejak Zahra dititipkan ke rumah Utinya untuk bersekolah. Saking asyiknya kami ngobrol, Zahra sampai bilang: cepat tidur, cepat juga bangunnya. Fahni langsung tersenyum dengan menahan tawa karena ucapan anak itu. Zahra ini memang termasuk anak yang cerdas dan cepat tanggap bila kita ditinjau dari segi usianya, jadi sangat sayang jika dia harus bersekolah di Tanjung Aru, tempat kami bekerja. Entah selang beberapa menit setelah ucapan anak itu, Fahni pun tertidur dalam buaian rasa capai di badan (hiperbola.com again, hehehe).

bersambung...

Rabu, 05 Desember 2012

Merasa Didzolimi???

Bismillahir Rohmanir Rohiim...

ketika kita merasa terpuruk karena didzolimi... maka kuatkan hati... bahwa ini adalah suatu ujian dari Alloh SWT krn Dia sangat menyayangi kita dgn memberi ujian (sejauh mana kita akan memperjuangkan cinta kita kepada-Nya)...
sangat jelas Alloh SWT menurunkan wahyu yg intix bahwa: manusia tdk akan diakui keimanannya sebelum mereka diuji akan keimanannya itu (maaf lupa ayatx dan surahx, ada yg bersedia mengingatkn?..)

Ya!!! kita harus berani menghadapi konsekuensi dari keimanan kita kepada-Nya dgn bbrapa ujian, krn dgn itu insyaAlloh
Alloh SWT akan menaikkan derajat kita... bukankah utk naik kelas saja pada setiap jenjang pendidikan kita pun wajib melalui yg namanya ujian, maka seperti itu pulalah kehidupan kita(derajat) di hadapan Alloh Yang Maha Merajai segalanya...

Dan ketika kita merasa didzolimi oleh seseorang, maka do'akanlah dia dan seluruh Ummat Muslim pada umumx (termasuk diri kita sendiri), berdo'alah semoga Alloh SWT berkenan utk mengampuni setiap dosa2 yg kita lakukan dan berkenan memberi kita hidayah utk bisa bertaubat dengan sebenar2nya taubat...
aamiin Yaa Alloh...
Allohumma aamiin...

semoga bermanfaat...aamiin Yaa Alloh
^_^

Selasa, 20 November 2012

Air Mata Langit


Bismillahir Rohmanir Rohiim..

Titik-titik hujan...
Seakan ingin menyampaikan bahwa langit pun tengah bersedih
Awan yang senantiasa menyertai pun tak lagi bisa bertahan dengan kesedihannya
Akhirnya berjatuhanlah tetes-tetes hujan...  

Yaa semua sedang bersedih
Bahkan alam pun turut menampakkan kesedihannya
Apa penyebabnya?..
Karena tanah Islam sedang dirusak ketenangannya
Tanah Islam sedang dijajah oleh musuh-musuh Alloh

Mereka merasa punya hak untuk itu
Mereka tidak takut kepada Alloh
Mereka sangat yakin akan perbuatan yang diperturutkan oleh hawa nafsunya
Mereka hanya tahu kehidupan dunia sepertinya...  

Penyerangan dengan semena-mena
Penyerangan yang tak mengenal usia
Penyerangan yang membabi buta
Sungguh nurani mereka telah tertutupi oleh nafsu

Apa yang kalian dapatkan dengan itu?..
Kesenangankah?..
Ketentramankah?..
Dunia?..

Yaa Alloh...Engkau-lah Yang Maha memberi pertolongan
Kami yakin dan percaya akan pertolongan-Mu
Pertolongan yang tidak hanya berlaku di dunia
Pertolongan yang juga akan berlaku di akhirat
InsyaAlloh...InsyaAlloh...InsyaAlloh...
Yaa Alloh... kami yakin akan itu...

Yaa Alloh...
semoga Engkau berkenan memberi kami kesabaran atas ujian ini, aamiin
semoga Engkau berkenan memberi kami ketabahan atas musibah ini, aamiin

Yaa Alloh...
Jadikanlah para mujahid-mujahidah yang wafat
sebagai syahid-syahidah yang akan Engkau ganjar dengan surga-Mu, aamiin

Yaa Ilaahi Robbi...
Perkenankanlah do'a-do'a kami
Karena hanya Engkau-lah tempat kami memohon dan meminta pertolongan
aamiin Yaa Alloh... Allohumma aamiin...

Minggu, 11 November 2012

NGUSIR TIKUS



Bismillahir Rohmanir Rohiim...

Kejadian lucu hari ini...
Bertandang ke rumah teman (Mba’ Bayu sebutan Fahni untuknya, salah satu teman kerja di Puskesmas Tanjung Aru yang suaminya juga termasuk teman kerja, K’Herdi alias Bapak Zahra, karena anak meraka bernama Zahra) setelah mengantarkan makanan pasien. Ada kejadian lucu (hahaha). Sewaktu duduk-duduk di dekat dapur teman sambil membaca sebuah buku yang tidak selesai-selesai membacanya (padahal hitungannya tipis aja, hufft males dipiara, ckckckck), teman sedang mengulek bumbu untuk membuat “sambal tumpang”. Teman cerita kalau tikus yang masuk ke dapurnya dari pembuangan kamar mandi masih saja belum keluar-keluar. Hahh?.. masih ada tikusnya mba’?.. Yaa, mau bagaimana lagi, saya kan geli sama tikus (kata teman Fahni). Suaminya pun sama, geli dengan tikus, makanya tikusnya tidak diusir-usir.

Ya udah, karena gemes plus geregetan, akhirnya Fahni berdiri dari dudukan dan langsung menuju dapurnya untuk mengusir si tikus. Fahni ambillah barang-barang teman satu persatu yang berada di bawah meja (tikusnya sembunyi di dekat-dekat kardus yang ada di bawah meja makan katanya). Teman langsung lari sambil mengangkat ulekan plus tatakannya keluar dari dapur dan langsung naik ke atas kursi yang berada di ruang tengah rumahnya (hihihi, pemandangan yang lucu). Lanjut cerita angkat-angkat barangnya, setelah barang-barang yang berada di sekitar kardus terakhir (yang Fahni perkirakan sudah dijadikan sarang karena sudah bolong pinggirannya) Fahni angkat, Fahni seretlah kardus itu agak keluar dari bawah kolong meja, sreeeett...kaget!!! Waaah tikusnya lari keluar kardus dua ekor (induk dan anaknya, ckckckck... tikusnya sudah beranak sekalinya), lucunya ada seekor lagi anaknya yang sempat mandangin Fahni sebelum dia lari juga (iiiiii, gemes dech ma anak tikus itu).

Tikus itu ternyata lari ke sekitar box pendingin makanan (kenapa ada box pendingin makanan?.. karena sayang kalau kami membeli kulkas untuk di bawah ke Tanjung Aru yang listriknya hanya berlaku 12 jam, jadi kami hanya membeli box yang diisi dengan es batu sebagai alat pendingin. Box putih ini juga biasa digunakan sebagai penyimpanan ikan bagi para pedagang ikan, dengan ukuran yang lebih besar biasanya) yang ada di depan meja makan. Mulai lagi mindah-mindahkan barang yang ada di sekitar box itu. Sewaktu mau menggeser box itu, si induk lari keluar dapur menuju ruang tamu teman, kami pikir dia sudah mau langsung keluar, sekalinya dia masih bersembunyi di dekat printer yang berada di ruang tamu. Fahni pun mendatanginya ke sana, eeee... lari lagi ke dapur dia. Kembali lagi  ke dapur Fahni mengejarnya, “ada di belakang ember air tante (teman memanggil Fahni tante, untuk membiasakan anaknya yang masih kecil mendengarnya dan ikut memanggil Fahni tante). Ember air itu berada di samping box makanan tadi. Jadilah Fahni mendekat ke ember itu. Lah, tikusnya lari lagi keluar ke ruang tamu, Fahni ke ruang tamu lagi. Sampai tiga kali kejadian yang sama, dapur-ruang tamu, dan yang ketiga kalinya baru si induk lari keluar rumah melalui pintu depan.
Mulailah berburu anak tikus, waktu si induk tikus tadi keluar dari belakang box makanan, Fahni sempat melihat ke sana (ke belakang box), ada anak si tikus di sana, jadilah Fahni merapatkan box itu ke dinding sebagai upaya untuk menjepitnya agar tidak lari sementara Fahni kejar si induk tadi. Setelah induknya keluar, kembali lagi Fahni ke depan box itu, Fahni dorong-doronglah box itu pakai kaki, terdengar suara anak tikus (sambil melakukan itu, Fahni berkata “maaf yach tikus, masalahnya kalau kalian tidak dimusnahkan dari dapur ini, kami  bisa terkena penyakit”. Tikus bisa mengakibatkan kita terkena penyakit Leptospirosis, yang lebih dikenal dengan istilah penyakit pes). Karena sudah kepanasan plus keringatan setelah kejar si induk, Fahni memutuskan nanti setelah makan siang baru lanjutkan untuk mengeluarkan si anak tikus dari jepitan box itu. “Mba’, sms Bapak Zahra donk, laper nich makanannya belum dibawain sampai sekarang”(tadi sebelum mengejar tikus, kami minta tolong pada Bapak Zahra untuk membelikan nasi goreng di salah atu warung makan yang ada di Tanjung Aru), “iya...iya, tunggu sebentar yach Bu”. Jadilah Mba’ Bayu menelfon Bapak Zahra, bukannya sms seperti yang Fahni minta. “Iya...iya ini sudah di jalan ini” (kata Bapak Zahra di telfon sewaktu Mba’ Bayu telfon). Tidak lama kemudian, Bapak Zahra pun datang dengan membawa pesanan kami, langsung saja Fahni duduk di ruang tengah (setelah mencuci tangan terlebih dahulu. cuci tangan dulu yach sebelum makan, jangan lupa pakai sabun)  karena Mba’ Bayu sudah menyiapkan piring dan sendok untuk kami berdua pakai. Fahni raih kantongan nasi yang ada di depan Fahni, Fahni keluarkan dari kantongan dua bungkusan nasi ke piring kami masing-masing. Jadilah kami  makan siang tanpa Bapak Zahra, karena katanya dia masih kenyang.
Alhamdulillah, hilang lagi  satu kekhawatiran di dunia ini... Perut sudah selesai diisi. (Alhamdulillah salah satu tanggung jawab pada tubuh sudah tertunaikan). Nasi goreng di warung itu memang terkenal dengan porsinya yang banyak dengan harga yang terjangkau sekali (alias murah banget), tapi porsi murah meriah itu yach memang standar, nasinya yang banyak daripada lauknya (hihihi).
Selesai memanjakan diri dengan makanan, kembali Fahni menengok si anak tikus, Cuma mengecek apa si anak masih adda di belakang box. Yup, ternyata masih ada. Fahni tidak langsung mengeksekusinya, melainkan berjalan ke pintu depan untuk merasakan sejuknya angin yang bertiup (serius udaranya terasa sangat panas siang ini). Setelah merasa cukup menghirup udara segar dari luar dan merasakan sejuknya buaian angin, kaki pun kembali melangkah ke dapur, “Mba’ ayo, liatin lagi tikusnya”, “oke”. Kembali Mba’ Bayu naik ke atas kursi (hihihi) untuk melihat akan lari ke mana anak tikus itu. Fahni pun menarik box ke arah depan, terlihatlah dua anak tikus dibelakangnya, satu anak tikus ternyata telah mati (penyot ketindihan box, agak sedih melihatnya, tapi mau bagaimana lagi?.. hikz), satunya lagi juga sudah agak kewalahan tapi masih sanggup melarikan diri lagi ke sudut bawah meja makan. Fahni pun menghampirinya ke sana, menarik jeregen minyak makan yang masih ada di sudut bawah meja, dia pun berusaha lari ke sisi kiri meja (tadi di sudut kanan bawah meja), tapi hap!!! Fahni pun berhasil menangkapnya dengan tangan yang sudah Fahni lapisi dengan kantongan kecil. Setelah dapat, Fahni langsung melemparkannya jauh-jauh ke belakang rumah Mba’ Bayu (maaf yach tikus...batinku). tinggal satu lagi anaknya yang sudah jadi bangkai, langsung saja Fahni ambil dan melemparkannya juga ke belakang melalui pintu belakang yang ada di dapur.
Alhamdulillah... akhirnya selesai juga mengeksekusi tikus-tikus yang ada di rumah Mba’ Bayu. Kata Mba’ Bayu, “andai nda ada tante, nda tau sudah beranak pinak kaya’ mana nanti?”, Fahni  yaaa senyum-senyum aja. Jadi ingat waktu di kost-an yang dulu juga sering ngejar-ngejar tikus (^_^). Alhamdulillah di kost yang sekarang tidak ada tikusnya, sempat ada dulunya (awal-awal pindah ke situ), tapi sudah diblokade jalannya untuk naik bersarang di atas palpon kost-an itu. Yup!!! Diblokade sama suamiku tersayang waktu bulan Romadhon kemarin. Alhamdulillahi Robbal’aalamiin...

Sudah dulu yach cerita untuk hari ini, insyaAlloh lain kali kita lanjutkan dengan cerita yang tidak kalah serunya...aamiin

^_^
*Fahni*
11 November 2012
19:42 pm