Senin, 27 Mei 2013

Menjelang Pertengan Tahun 2013

BismillahirRohmanirRohiim
Hai semuaaaa...lama tak menyapa dalam blog ini... Maklumlah...masalah jaringan membuat malas untuk posting-posting tulisan(malas nulis juga sich jadinya, hehehe). Telebih lagi sejak akhir tahun banyak banget laporan yang harus diselesaikan (mana nda selesai-selesai lagi, hahaha...kesannya malas banget yach..senyum manis).
Yup, setiap menjelang akhir tahun kami semua yang bekerja di instansi pemerintah selalu saja disibukkan dengan yang namanya laporan akhir tahun dan laporan-laporan lainnya, tak terkecuali kami yang dibawahi oleh instansi Dinas Kesehatan Kabupaten Paser, tepatnya UPTD Puskesmas Tanjung Aru. Setelah selesai dengan urusan laporan akhir tahun, mulai lagi dech di awal tahun berikutnya disibukkan dengan kerjaan awal tahun yang berjibun, belum lagi dengan pertemuan-pertemuan di Kota Kabupaten (*Tana Grogot* yang sekarang menjelma jadi Siluman Ular Putih, eh salah....jadi *Tana Paser* maksudnya, hehehe..).
Menjelang akhir tahun 2012 hingga awal tahun 2013 ini banyak sekali perombakan yang terjadi di Puskesmas kami, mulai dari beberapa teman Pusban(Puskesmas Bantu) yang ditarik ke Puskesmas Induk...sampai teman yang pindah ke Puskesmas lain...Yup, salah satu saudariku(Himmatul Ulya) di Kaltim ini kembali ke Puskesmas Induk setelah kami terpisah di akhir tahun 2009, kemudian satu saudariku(Mba' Bayu) yang lainnya di Kaltim ini malah pindah ke Puskesmas lain(Alhamdulillah diriku sudah mempersiapkan diri dengan kepindahannya jauh-jauh hari sebelumnya, coz memang kakakku yang satu ini sudah dari beberapa tahun lalu ngurus untuk pindah keluar dari Tanjung Aru)...Ya, Alhamdulillah...kakakku yang satu ini bisa lebih dekat dengan anaknya (walau masih belum sepenuhnya berada dalam naungan satu atap).
Ternyata...tidak sampai di sana rasa kehilangan akan saudara diuji oleh Alloh SWT Yang Maha Berkehendak...Hima yang baru saja ditarik kembali dari Pusban ke Puskesmas Induk keluar juga SK(Surat Keputusan) pindah tugasnya ke Puskesmas lain di Grogot (tepatnya Puskesmas Padang Pangrapat)...Tangisku tak terbendung ketika Hima telah memastikannya ke Dinkes (Dinas Kesehatan), karena sebelumnya sudah dapat kabar dari senior kami bahwa beliau melihat ada SK penugasan Hima ke Puskesmas lain di meja salah satu staf bagian kepegawaian di Dinkes. Kepindahan Hima berbarengan dengan kepindahan suami Mba' Bayu ke Puskesmas SP_2(lupa nama tepatnya Puskesmas apa). Jadilah diriku sendirian di Tanjung Aru... Oh tidak...tunggu dulu...sebelum semua saudari-saudari lamaku pindah, ada staf baru yang masuk ke Puskesmas Tanjung Aru...ada drg. baru(drg. Irma Hafid namanya) dan ada juga petugas gudang yang baru, anak lulusan Akademi Farmasi Samarinda (Fakhriyana, kami memanggilnya Ina). Ternyata kedatangan dua staf baru ini menjadi tanda bahwa dua saudariku akan keluar dari Tanjung Aru(tanda itu sama sekali tak kusadari, karena hanya Alloh SWT Yang Maha Tahu akan segalanya) Alhamdulillah diriku tak sendiri dengan kepergian Mba' Bayu dan Hima...ada dr.Irma dan Ina yang menjadi penghiburku dikala sepi dan sedih. Semenjak Hima pindah dari Tanjung Aru (menyisakan kamar kosong di kost-an kami), Ina dan dr.Irma selalu tidur di kost-an. Awal-awal terasa sangat sepi tanpa Azzam(anaknya Hima), tidak ada lagi yang jadi bahan tertawaan kami menjelang tidur dan jadi teman bermain di Puskesmas dikala kami sedang senggang...Azzam...Tante-tante-mu pada kangen ini... T_T But, tidak lama lagi diriku bakal tidur sendirian lagi karena Ina dan dr.Irma dah pindahan hari ini ke rumah dinas yang pernah menjadi rumah Mba' Bayu sebelum pindah. Sebenarnya Pimpus(Pimpinan Puskesmas) juga inginnya diriku(fahni) pindah juga ke rumah dinas tersebut, Ina dan dr.Irma pun tak henti-hentinya mengajak untuk tinggal bersama...cuman karena Suami tidak begitu mendukung untuk Fahni pindah ke rumah tersebut, so Fahni tidak pindah (Suami khawatir kalau Ina dan dr.Irma lagi keluar Tanjung Aru, Fahni bakal sendiri di rumah itu, sedangkan rumah dinas tersebut agak jauh dari keramaian, tidak seperti kost-an Fahni yang berada di pusat pemukiman penduduk Tanjung Aru). Maaf yach...klo' ceritanya langsung kemana-mana...maklumlah lama tak bercerita...akhirnya ingin ditumpahkan semuanya tanpa titik koma(hehehe...hiperbola.com). Sebenarnya, Alhamdulillah hari ini agak terobati kerinduan Fahni terhadap Azzam dan Ummi_nya, coz hari ini Fahni jalan ke Grogot untuk suatu urusan yang mendesak. Yup, Fahni dah nyium-nyium, peluk-peluk dan gendong-gendong Azzam...senangnyaaaaa lihat senyum dia yang manis... Sepertinya untuk malam ini cukup sekian dulu dech ceritanya, coz dah larut malam sedangkan besok dah mau jalan masuk lagi ke Tanjung Aru...so, sampai ketemu ditulisan selanjutnya(yang belum tahu kapan kelanjutannya, hehehe) Wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuhu... Salam ukhuwah... ^_^ 27 Mei 2013 0.00 wita

Coba Posting Lagi

BismillahirRohmanirRohiim
 Saat ini sebenarnya agak kesal, coz tulisan yang sebenarnya ingin Fahni posting tidak bisa terkopi ke laman ini..tau nich firefox_nya tidak mau kerja sama dengan office yang ada di Tab...maunya apa sich..? (sabar Bu'...sabar... Istri yang sabar insyaAlloh disayang suami lhooo, aamiinYaa Alloh.. senyum manis)
Sekarang ini Fahni berada di Grogot, yup...tadi pagi Fahni berangkat ke Grogot untuk suatu keperluan...Alhamdulillah rasa kangen terhadap Azzam bisa terobati juga dengan perjalanan ini, tentu saja...khan Fahni menginap di tempat Bude_nya Azzam yang rumahnya tak jauh dari rumah Azzam. Alhamdulillah_nya lagi..waktu masuk ke rumah Mba'Mus (Bude_nya Azzam), Fahni langsung melihat Azzam yang terbangun dari tidurnya, tentunya senang donk Fahni melihatnya, cuman karena kebelet mau ke belakang...so nda langsung sayang-sayangan dech...Waaa....aaah, ternyata ini sudah setengah satu dini hari. postingannya sudah dulu yach...insyaAlloh kalau dah mau kerja sama antara firefox dan office_nya Fahni akan posting tulisan yang tadi..met rehat all..semoga Alloh SWT senantiasa melindungi kita dalam limpahan ampunan dan keridhoan-Nya, insyaAlloh...aamiin Yaa Robbal'aalamiin... Allohumma sholli'alaa sayyidina Muhammad wa'alaa ali sayyidina Muhammad... jangan lupa bersih2, wudhu' dan do'anya yach sebelum tidur...


wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuhu... salam ukhuwah saudari-saudaraku..
^_^
00.34 wita









Kamis, 13 Desember 2012

^_^ Hujan di dini hari ^_^



Bismillahir Rohmanir Rohiim...

Sekitar jam setengah tiga dini hari tadi, turun hujan yang lumayan deras membasahi tanah Tanjung Aru. Alhamdulillah... terbuka lagi pintu-pintu langit untuk kita memanjatkan do’a kepada-Nya. Ya, saat pintu-pintu langit terbuka ini merupakan satu dari waktu mulia yang dianjurkan untuk berdo’a di dalamnya sebagaimana perkataan Abu Hurairoh, “Sesungguhnya pintu-pintu langit terbuka saat barisan (kaum Muslimin) yang berjihad di jalan Alloh melakukan penyerangan, ketika turun hujan lebat, ketika iqomat untuk melaksanakan sholat wajib maka raihlah keberuntungan di dalamnya dengan berdo’a.” (al Mausu’ah al Fiqhiyah juz II hal. 7163). So, marilah kita ramai-ramai berdo’a saat hujan turun dan saat iqomat (^_^), semoga Alloh berkenan untuk mengabulkan do’a-do’a kita, aamiin Yaa Alloh... Allohumma aamiin.

Menjelang subuh, hujan yang deras itu redah. Alhamdulillah karena bisa mendengar suara adzan dari masjid. Sampai selesai sholat subuh dan mengaji, Fahni masih nyantai aja (padahal ada sesuatu yang terlupa). Setelah pagi menjelang, baru Fahni teringat bahwa ada jemuran di luar yang Fahni belum angkat kemarin sore karena belum kering betul. Waaaa.. jadi dech jemuran Fahni basah kuyup lagi (ini lagi nginap di tempat Mba' Bayu, so jemurannya kehujanan, kalau Fahni di kost-an aja sich, insyaAlloh tidak basah karena jemurannya beratap). Ya udahlah, insyaAlloh bentar siang juga panas lagi dan insyaAlloh pakaian yang basah itu akan kering sore harinya. Yup, alhamdulillah siang tadi waktu Fahni liat dan pegang tiga helai pakaian itu dah mau kering, Allohu Akbar... sungguh Engkau Maha Besar Yaa Robbi, setelah Engkau perintahkan malaikat-Mu untuk menurunkan hujan di pagi harinya, Engkau pun memberi cahaya yang terang di siang harinya melalui cahaya matahari-Mu... “Maka nikmat Tuhan-mu yang manakah yang kamu dustakan???”

Sabtu, 08 Desember 2012

Redenominasi

Bismillahir Rohmanir Rohiim...

rencana pemerintah yanh ingin melakukan redenominasi terhadap mata uang Indonesia sepertinya akan membawa banyak dampak bagi negeri ini. Tak terkecuali dengan panduduk negeri ini. Bayangkan saja, dari Rp. 1000 akan disusutkan nominalnya menjadi Rp.1.
Kementerian Keuangan menyatakan ada kekhawatiran masyarakat terkait rencana redenominasi atau penyederhanaan mata uang rupiah yang akan dilakukan. Masyarakat khawatir terjadinya inflasi berlebih. Namun Kemenkeu sudah menyiapkan siasat.
"Redenominasi merupakan penyederhanaan cara penulisan dengan menghilangkan 3 digit, jutaan jadi ribuan tanpa mengurangi daya beli harga terhadap nilai rupiah untuk barang atau jasa. Harga mengikuti. Beda dengan sanering, nilai uang dipotong tidak diikuti harga barang sehingga daya beli turun," jelas Agus Suprijanto (Kemenkeu) saat ditemui di kantornya, Jalan Wahidin Raya, Jakarta, Jumat (7/12/2012).
Agus menyatakan, langkah antisipasi yang disiapkan untuk mencegah inflasi tinggi saat redenominasi sudah disiapkan. Perrtama, mengedarkan uang redenominasi dan uang lama secara bersamaan. Kemudian ada kewajiban pedagang mencantumkan dua label harga berbeda di pasar, harga lama dan harga dengan nilai redenominasi.
"Jadi pada masa transisi sekitar tahun 2014 sampai 2018, kita menggunakan dua denominasi (mata uang) yang berbeda, dan di pasar itu harus mencantumkan dua label harga (dual price tag). Lalu tahun 2019 sampai 2022, kita akan menggunakan mata uang baru yang telah diganti denominasinya. Jadi prosesnya sangat panjang, bisa 8 tahun, bahkan 11 tahun dari masa persiapan," jelasnya.
semoga saja apa yang dipikirkan oleh Kemenkeu bisa terealisasi dengan baik, sehingga benar bisa membawa manfaat bagi negeri dan penduduknya, serta tidak membawa dampak psikologis yang akan merugikan bagi bangsa ini, aamiin Yaa Alloh... Allohumma aamiin

sumber:m.detik.com/finance/read/2012/12/07/192256/2112665/5/rp-1000-jadi-rp-1-mata-uang-baru-akan-diterbitkan-untuk-cegah-inflasi

Jumat, 07 Desember 2012

Awal Desember 2012 *Part 2



Bismillahir Rohmanir Rohiim...

 

Terbangun oleh suara alarm jam 2.17 dini hari, segera kuraih HP-ku untuk mematikan alarm yang bisa saja mengganggu Mba’ Bayu dan Zahra. Setelah mematikan alarm, langsung Fahni ketik sms untuk Sang Pangeran, mengingatkannya untuk menghadap kepada Sang Pencipta. Alhamdulillah sang Pangeran pun tidak lama mengirim balasan sms Fahni yang mengabarkan kalau dia sudah bangun. Setelah menerima sms itu, Fahni kembali bersiap tidur karena lagi libur sholat, hehehe.

Ternyata Zahra juga terbangun tak lama setelah alarm itu berbunyi, dia merasa kepanasan dan minta kipas angin yang berada di kamar itu untuk dinyalakan kembali. Ibunya pun bangun dan menyalakan kipas serta mengajak Zahra untuk tidur di kasur yang berada di lantai agar Zahra tidak langsung terkena angin dari kipas yang menyala (Zahra lagi batuk). Mereka pun meninggalkan Fahni sendirian di atas tempat tidur yang lebar itu. Tak mengapalah, toch untuk kebaikan Zahra juga.

Menjelang waktu subuh, Fahni sedikit tersadar dengan suara yang agak gaduh dari kamar sebelah (kamar Uti-Kakungnya Zahra). Biasanya memang sekitar jam itu Uti-Kakung bangun untuk melakukan sholat malam (sungguh rutinitas yang membuat hati damai melihatnya. Fahni sangat bahagia Alloh SWT berkenan mempertemukan Fahni dengan keluarga ini, Alhamdulillah..). Tak lama setelah mereka bangun, terdengarlah suara adzan yang memberi isyarat bagi Muslim yang berada di sekitar Mushollah untuk bangun dan menunaikan Sholat Subuh. Kakung Zahra sendiri setelah pensiun, alhamdulillah tidak pernah letih untuk menjawab adzan dari Mushollah yang berada dekat kediamannya dengan bersegera berangkat ke sana untuk menunaikan sholat berjamaah.

Sepulangnya Kakung dari Mushollah, langsung membangunkan Mba’ Bayu dan tentunya Fahni pun segera beranjak dari tempat tidur untuk menarik kerudung sebelum pintu kamar dibuka. Setelah memakai kerudung diri ini masih mau bermalas-malasan di tempat tidur beberapa menit. Tapi mendengar Utinya Zahra mengaji di depan kamarnya dengan TV yang sudah dinyalakan, Fahni pun segera masuk ke kamar mandi untuk menyegarkan mata dengan membasuhkan air ke wajah, kemudian bersegera keluar dari kamar tidur. Alhamdulillah hari ini bisa lagi melihat ceramah Ustadz yang Fahni kagumi di TV.

Waktu masih asyik menonton TV, Uti mengajak Fahni untuk sarapan bersama. Setelah acara ceramah yang Fahni nonton selesai. Fahni pun beranjak ke dapur untuk mengambil makanan kemudian sarapan di depan TV. Sarapan dengan menonton TV memang sangat nikmat, jadinya tidak terasa menu sarapannya dah habis (hohoho). Pagi ini Fahni sarapan bersama Zahra dan Ibunya juga di depan TV, itu karena kalau pagi Zahra nonton kartun, pagi ini pun seperti itu, kami nonton kartun tentang kerajaan gajah yang Fahni ingat sewaktu masih duduk di Sekolah Dasar juga pernah menontonya di salah satu stasiun TV Indonesia.

Hari ini tak terasa waktu terlewati dengan sangat cepat. Mungkin karena dari pagi sudah langsung beraktifitas. Nonton, sarapan, mencuci dan jalan-jalan keluar untuk jajan (hihihi) dan masak-masak bersama Mba’ Bayu. Cerita tentang Fahni jalan jajan itu karena saking inginnya makan coklat, Fahni bela-belain sewaktu sinar Matahari sudah sangat menyengat berjalan sampai keluar pintu gerbang untuk membelinya, lumayanlah jalan sekitar 250-300 meter(itung-itung olah raga siang, hahaha).

Setelah makan siang, Fahni mulai mengantuk, sepertinya latah liat Mba’ Bayu dan Zahra yang tidur di sebelah Fahni yang sedang menonton TV. Fahni bangun, karena Mba’ Bayu membangunkan. Katanya ada telfon dari Pimpus, beliau ingin kami memusyawarahkan suatu hal. Musyawarahnya lewat telfon (sekarang khan dah jaman modern, hehehe). Ketika Fahni bangun, ternyata Uti-Kakung sudah pulang dari Grogot (Uti-Kakung berangkat ke Grogot tadi pagi untuk mengurus beberapa hal). Ternyata tidur Fahni sangat pulas, sampai-sampai Uti-Kakung pulang pun Fahni tidak terbangun, ckckckc.

Sore ini Fahni tidak bisa telfonan dengan Pangeran, karena Pangeran sedang menuju ke Gowa bersama Adikku Ira, Mama dan juga Bapak. Katanya Nenek mencari Ira, mungkin karena Ira memang sudah agak lama tidak pernah ke rumah Nenek. Fahni pun telfonan dengan Ibu sore itu, Fahni telfonan dengan Ibu di ruang tamu sambil menghadap ke luar pintu. Fahni melihat Kakung mau jalan dengan membawa persiapan seperrti ingin berkebun, karena penasaran Fahni pun bertanya “Kakung mau kemana?”, mau mencari batang pohon singkong jawabnya. Fahni pun melanjutkan telfonan dengan Ibu sampai Mba’ Bayu datang ke ruang tamu. Kami pun kembali bercengkrama di ruang tamu itu sampai Kakung pulang membawa batang-batang pohon singkong. Melihat Kakung pulang Mba’ Bayu  bertanya “ada singkongnya?”, Kakung langsung menunjuk ke samping motornya sambil mengatakan “ini”. Fahni langsung tersenyum senang mendengarnya. Maklumlah, sudah beberapa hari ini Fahni dilanda kerinduan akan singkong goreng (lebay.com, hahaha). Fahni ini memang sarangnya lapar mata, liat singkong goreng di FB, langsung ingin makan singkong goreng juga (ckckckck). Alhamdulillah laparnya itu bisa terobati di rumah Uti-Kakung.

Mba’ Bayu dengan gesitnya langsung mengambil singkong dalam kantongan dari motor Kakung. Fahni pun menunggu di dapur dengan senangnya. Kami pun langsung bersiap untuk mengeksekusi singkong-singkong itu, Mba’ Bayu mengupas singkongnya, Fahni menyiapkan bumbu untuk merebusnya (singkong goreng bisa lebih lembut dimakan setelah direbus terlebih dahulu). Karena sesuatu hal, Mba’ Bayu tidak bisa menyelesaikan mengupas singkong, jadilah Kakung yang melanjutkan. Setelah semua siap, singkong pun kami rebus.

Masuk waktu magrib, kami tinggalkan dulu rutinitas di dapur. Setelah semua selesai sholat magrib, kami pun kembali sibuk di dapur. Rebusan singkong pun sudah matang dan siap untuk digoreng. Fahni menggoreng singkong sambil menyiapkan bumbu untuk sambel petisnya, “mmmmm ......” jadi pengen lagi (liurnya dah mau keluar ini, hihihi). Sambil menggoreng singkong (setelah sambel selesai diulek), Fahni ingin membuat teh, Mba’ Bayu bilang sekalian buat banyak aja. Segera saja kami siapkan yang awal persiapannya agak ribet karena harus mencari teh lagi, karena persediaan yang di dapur tinggal satu bungkus (teh celup). Sewaktu asyik Fahni menyeduh tehnya, “klik” mati lagi dech lampunya. Jadilah di dapur kami senter-senteran karena semua persiapan belum selesai. Sambel pun akhirnya ditumis dalam keadaan senter-senteran (hahaha, seru abis). Kakung bilang waktu sambel masih ditumis “ini dah kenyang duluan” (maksudnya, dah kenyang makan singkongnya, sambelnya belum masak). Hihihi... kami memang salah strategi memasak kali ini, seharusnya sambelnya dulu yang ditumis baru singkongnya yang digoreng.

Seusai menumis sambal, kami pun meninggalkan dapur untuk mulai makan singkong goreng di ruang tengah (ruang keluarga, atau bisa juga disebut ruang TV, hihihi). Kami pun menyantap singkong goreng dengan lahap yang didampingi dengan teh hangat, “mmmmmm....sedaaaaap” (wah, ngiler lagi nich). Memang enak makan ramai-ramai, walau itu cuma singkong goreng dan sambelnya (orang-orang kota biasa menganggap itu sebagai makanan orang kampung). Makan sambil berbagi cerita dengan keluarga Mba’ Bayu memang seperti merasa berada dalam lingkup keluarga sendiri, penuh dengan keakraban (rindu Ibu dan keluarga di Maros dan Pangkep, hikz...). Inilah keluarga keduaku selama berada di Kaltim dan akan tetap Fahni anggap sebagai keluarga Fahni sampai nanti (^_^). Semoga kalian senantiasa diberi keberkahan dan limpahan rezki yang penuh rahmat, aamiin Yaa Alloh... Allohumma aamiin... (sungguh Fahni menyayangi kalian karena Alloh SWT, insyaAlloh).

Awal Desember 2012 *Part 1*

Bismillahir Rohmanir Rohiim...


Cerita ini bermula pada hari selasa kemarin (04 Desember 2012). Pada hari ini Fahni berangkat menuju Kota Kabupaten Paser yang dikenal dengan sebutan Tana Grogot (sekarang berganti jadi Tana Paser) untuk mengantarkan laporan bulanan ke Dinas Kesehatan Kab. Paser. Sebenarnya tujuan utama dari perjalanan ini bukan laporan itu (laporan bulanan ini rencananya akan Fahni antarkan hari Senin depan), melainkan Fahni harus pergi ke BKD (Badan Kepegawaian Daerah) untuk foto (katanya untuk kelengkapan Tanda Pengenal bagi pegawai negeri yang ada di Paser). Pembuatan foto ini ternyata sudah berlangsung lama (sejak bulan puasa kemarin, ckckckck), tapi herannya kenapa tidak ada pemberitahuan dari Pimpus??? (mungkin Pimpusnya lupa kali yach?..)

Alhamdulillah semua urusan penting yang Fahni ingin lakukan pada hari ini berjalan lancar (mumpung lagi di Kota, jadi selain foto masih ada beberapa kepentingan yang bisa Fahni lakukan). Yup! Semua bisa selesai sebelum masuk waktu Dhuhur.

Setelah urusan selesai, Fahni kembali ke rumah teman yang Fahni jadikan persinggahan kalau sedang berada di Grogot. Itu adalah rumah salah satu sahabat terbaik Fahni yang ada di Kaltim ini (juga sebagai teman kost Fahni di Kost-an yang baru, masih terhitung baru karena belum sampai setahun, baru mulai tinggal di sini awal bulan Romadhon kemarin, hehehe)

Dia adalah “Himmatul Ulya”, biasanya Fahni panggil dengan sebutan “Hima”, kami lahir di tahun yang sama (1985), tapi karena Fahni lebih tua bila dihitung dari bulannya, maka dia memanggil Fahni dengan sebutan “Mba’”(panggilan untuk kakak perempuan bagi orang Jawa). Dulu sebenarnya kami pernah tinggal di kost-an yang sama juga, itu waktu awal kami berada di Kecamatan Tanjung Harapan, desa Tanjung Aru ini. Dulu kami bertiga dalam satu kamar kost. Kami bertiga, Fahni, Hima dan Dian. Mereka berdua berprofesi sebagai bidan desa yang ditempatkan di desa Labuang Kallo dan desa Random pada waktu itu (pusban di desa tersebut), karena sesuai SK Bapak Bupati Paser menempatkan mereka di sana, jadi kami cuma sementara tinggal bertiga. Meraka berdua akan di tugaskan ke desa lain, bukan di pusat kecamatan (desa Tanjung Aru) seperti penempatan Fahni. Karena profesi Fahni sebagai nutrisionis, jadi memang penempatannya di Puskesmas Induk, padahal sebenarnya kalau menurut Fahni, sebaiknya di setiap desa juga ada nutrisionisnya masyarakat bisa lebih tersentuh dengan pengetahuan tentang gizi (karena terus terang saja, kadang ilmu gizi itu dipandang setengah mata oleh orang, padahal semua ilmu itu punya andil yang besar dalam perjalanan hidup manusia, tak terkecuali ilmu gizi, geleng-geleng.com)
Lanjut kisah tentang Hima ^_^
Walau kami beda suku (Hima suku Jawa), tapi kami bisa dibilang bisa satu pemikiran tentang cara hidup (walau memang ada bedanya juga, mana ada sich manusia yang pemikiran dan tingkah lakunya sama persis?.. anak kembar identik pun tidak sama dalam berpikir dan bertindak. Iya khan?). Kami bisa jadi sangat kompak bila bersama dari awal kami tinggal bersama, sampai kami berbeda tempat tugas pun (beda desa) kami masih menjaga silaturahim kami, apalagi karena kalau Fahni ke Grogot kalau tidak ke rumah Mba’ Bayu, Fahni selalu ke rumah Hima. Dan ternyata saat ini, kami kembali tinggal bersama walau di kost-an yang berbeda dari yang dulu (yang insyaAlloh lebih nyaman, aamiin).

Hima adalah sosok seorang sahabat yang Fahni amat kagumi, karena sedari kecil jiwa berwiraswastanya sudah tertanam. Dia pernah bercerita untuk mendapatkan uang jajan lebih, kaddang dia berjualan pernak-pernik ke teman-temannya di sekolah (itu waktu dia masih duduk di Sekolah Dasar). Yah, dia adalah sosok yang tangguh bagi Fahni, karena dia pantang menyerah dalam mengerjakan apa pun yang dia inginkan, sampai sekarang dia masih tetap sama, bahkan mungkin lebih bersemangat dengan adanya karunia dari Alloh SWT yang diamanahkan padanya, seorang anak yang lucu bernama “Muhammad Khairul Azzam”(suaminya sangat suka dengan Film KCB, tdk bermaksud promosi, hihihi). Baiklah, kita sudahi dulu kisah tentang Hima, semoga di hari-hari selanjutnya Fahni bisa bercerita lebih tentang sosok sahabat yang Fahni kagumi ini (insyaAlloh...aamiin Yaa Alloh)
Fahni makan siang di rumah Hima siang itu, kemudian berlanjut dengan ngobrol bersama Hima dan Mba’ Mus (kakak perempuan Hima) yang juga tinggal di rumah yang sama dengan Hima (karena awalnya memang Mba’ Mus yang lebih dulu tinggal di Grogot). Menjelang sore, Fahni bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan ke rumah Orang Tua Mba’ Bayu yang berada di Kecamatan Long Ikis, Desa Samuntai tepatnya. Setelah jam menunjukkan pukul empat sore kurang sepuluh menit, Fahni diantarkan ke terminal Grogot untuk naik mobil yang menuju ke Samuntai.
Setelah tiba di terminal, Fahni pun langsung membayar karcis untuk mobil yang akan Fahni tumpangi. Awalnya Fahni tidak merasa suntuk di terminal itu karena Fahni sempatkan untuk telfonan dengan Sang Pangeran tersayang (^_^). Tapi tidak lama kemudian perut Fahni terasa sangat sakit dan Sang Pangeran menyarankan untuk menyudahi dulu telfonannya supaya Fahni bisa berdzikir dengan harapan hal tersebut bisa mengurangi rasa sakit yang Fahni rasakan (karena memang sepatutnya kita sebagai hamba Alloh SWT sadar, bahwa yang bisa mengangkat penyakit dari seorang hamba adalah Sang Pencipta, maka haruslah kita hanya bersandar kepada-Nya, Ya!!! hanya kepada-Nya). Alhamdulillah sakitnya agak berkurang, setelah beberapa saat Fahni berdzikir, tapi hati ini merasa agak gelisah karena belum ada lagi penumpang yang datang. Waaa... selang beberapa menit dari munculnya kegelisahan itu, ada seorang perempuan yang datang untuk menumpang mobil untuk ke Penajam(Alhamdulillah ada yang tujuannya lebih jauh dariku, batinku). Sambil menunggu lagi, Fahni putuskan untuk menelfon Ibu. Menelfon Ibu, hati terasa amat tenang, tentunya!!! Ibu khan sosok yang memang untuk seorang anak sejak anak itu berbentuk janin di dalam kandungan Ibu. Akhirnya datanglah satu mobil angkutan kota yang membawa beberapa penumpang wanita yang juga ingin ke Penajam, so dengan gesitnya Fahni langsung naik ke mobil untuk mengatur posisi (hihihi).
Mobil yang Fahni tumpangi akhirnya akan melaju dari terminal setelah Pak Supir dan teman-temannya melihat penumpangnya sudah cukup banyak (hikz...Fahni menunggu sekitar sejam di terminal, baru mobilnya bisa jalan). Sudah enak ngatur posisi duduknya, eeee teman Pak Supir bilang kami semua(penumpang) harus ganti mobil dengan mobil yang ada di belakang (gemes dech rasanya, sambil agak ngomel dengan penumpang lain, kenapa tidak dari tadi bilangnya, sabar Fahni...sabar... hihihi). Jadilah kami semua pindah ke mobil yang ditunjuk dan setelah semua penumpang yang ada di terminal naik, mobilnya pun berangkat.
Perjalanan dari Grogot ke Samuntai setidaknya membutuhkan waktu sekitar satu setengah jam jika tak terkendala apa pun di jalan. Lumayan agak lama memang, jadi bisa tidur-tiduran, herannya Fahni tidak bisa tidur rasanya kali itu, mungkin karena hujan yang mengiri perjalanan itu. Jadinya terasa damai hati dan pikiran (^_^). Memasuki wilayah Samuntai, kenapa rasa-rasanya mengantuk yach?.. Wadduh, harus memaksakan diri untuk membelalakkan mata ini(hohoho), kalau tidak bisa kelewatan jadinya. Alhamdulillah dengan usaha yang sangat keras (hiperbola.com), tibalah Fahni di gerbang jalan masuk menuju rumah Orang Tua Mba’ Bayu.

Turun dari mobil, Fahni langsung mengirim pesan singkat (sms) ke Mba’ Bayu (sesuai pesannya, kalau Fahni sudah tiba di luar gerbang harus mengabari agar nanti dijemput). Sms dikirim... Sms diterima... hohoho, jadi ingat salah satu program TV lucu yang ada di salah satu stasiun TV jaman bahula. Menunggu Bapaknya Mba’ Bayu pulang dari Mushollah (Fahni sampai tepat waktu Sholat Magrib), Fahni melangkahkan kaki ke penjual gorengan yang tidak jauh dari gerbang itu. Fahni belilah beberapa gorengan yang ada di situ (itung-itung sebagai buah tangan yang lupa Fahni siapkan waktu di Grogot tadi, walau mungkin murah meriah). Waktu Ibu penjual gorengan membungkuskan gorengannya Kakungnya Zahra datang (Kakung, sebutan untuk Kakek dari suku Jawa, Zahra khan nama anaknya Mba’ Bayu, masih ingat cerita tentang si tikus, hehehe). Selesai dibungkus, Fahni pun berangkat dengan dibonceng Kakung masuk ke kediaman mereka. Alhamdulillah Fahni disambut dengan pemadaman lampu dari PLN Grogot di Samuntai ini.
Masuk ke rumah Uti-Kakungnya Zahra (Uti, sebutan nenek dari suku Jawa). Ternyata para penghuni rumah semua sedang bercengkrama di ruang tamu. Selain ada Si Empunya rumah beserta anak-cucunya, Uti-De (Sebutan untuk saudara nenek yang lebih tua) juga ada di situ (Alhamdulillah Fahni dan lumayan akrab dengan semua keluarga Mba’ Bayu yang ada di Kaltim ini). Jadilah kami bersenda gurau di ruang tamu itu setelah Fahni terlebih dahulu ijin masuk ke kamar mandi untuk mencuci kaki (cuci kaki dan tangan setelah dari luar rumah adalah salah satu Sunnah Rosulullah SAW yang patut kita contoh, agar syaitan yang ikut masuk ke rumah melalui kaki *selain kuman-kuman tentunya* bisa kita singkirkan dengan mencuci kaki, semoga di lain hari Fahni bisa menunjukkan hadistnya, insyaAlloh...aamiin). Lama kami berbagi cerita di ruang tamu itu sampai Uti-De dijemput Kakung-Po (sebutan untuk kakak laki-laki dari nenek, dalam hal ini suaminya Uti-De yang memang bersaudara kandung dengan Uti-nya Zahra).
Bongkar formasi pun akhirnya terjadi setelah Uti-De pulang(hahaha). Fahni pun masuk ke kamar Mba’ Bayu (kebetulan Bapak Zahra jalan ke Grogot sore tadi karena ada urusan mendadak) untuk ganti kostum dan bersih-bersih (mandi). Tapi sebelumnya tunggu giliran karena berbagi lampu dengan Zahra dan Ibunya. Setelah Mba’ Bayu selesai dengan urusannya di kamar mandi (hehehe), giliran Fahni yang menyelesaikan urusan di Kamar mandi (hohoho). Setelah keluar dari kamar mandi ternyata lampunya sudah menyala (Alhamdulillah). Walau lampu sudah menyala, kami tinggal tidur saja lagi karena memang lampunya nyala setelah jam istirahat.
Di kamar Mba’ Bayu malam itu, kami tidur bertiga, Mba’ Bayu, Zahra dan Fahni sendiri. Fahni dan Mba’ Bayu tidak langsung tidur ketika sudah berada di pembaringan, kami masih asyik berbagi kisah, baik kisah yang sudah pernah kami bagi, maupun yang belum. Seingat Fahni memang sudah agak lama kami tidak bercengkrama di tempat tidur seperti itu. Mungkin sejak Zahra dititipkan ke rumah Utinya untuk bersekolah. Saking asyiknya kami ngobrol, Zahra sampai bilang: cepat tidur, cepat juga bangunnya. Fahni langsung tersenyum dengan menahan tawa karena ucapan anak itu. Zahra ini memang termasuk anak yang cerdas dan cepat tanggap bila kita ditinjau dari segi usianya, jadi sangat sayang jika dia harus bersekolah di Tanjung Aru, tempat kami bekerja. Entah selang beberapa menit setelah ucapan anak itu, Fahni pun tertidur dalam buaian rasa capai di badan (hiperbola.com again, hehehe).

bersambung...